Pengaruh “Label” dari orangtua untuk anak

Seringkali dalam kelaurga, setiap anak mempunyai nama panggilan atau dipanggil berdasarkan kebiasaanya semasa kecil. misalnya, anak itu tak suka makan hingga tubuhnya kurus, lalu oleh keluarganya dipanggil “Si ceking”. julukan-julukan semasa kecil itu tak jarang berkembang terus mengikuti pertumbuhan si anak. pemberian predikat itu tidak dimaksudkan buruk, justru untuk menunjukkan rasa sayang orangtua dan menerima anak apa adanya dia.

tanpa disadari pemberian “label” semacam itu bisa mempengaruhi perkembangan si anak. “Label” itu bisa mempengaruhi citra anak terhadap dirinya sendiri. si pemalu, misalnya, akan sulit mengembangkan dirinya menjadi si pemberani karena “cap” malu yang menempel pada dirinya tanpa disadari terus mempengaruhi pandangan si anak terhadap dirinya sendiri.

orangtua kerap tak terpikir pemberian “label” itu hanya memfokuskan pada satu sisi yang menonjol dari sisi anak, sisi itu bisa berkonotasi negatif maupun positif. kadang “label” untuk anak diambil dari kesamaan karakteristiknya dengan seseorang. misalnya si anak yang keras kepala dinyatakan sama dengan neneknya yang juga bersifat sama. hal semacam itu bisa mengakibatkan anak “keterusan” mengikuti jejak karakternya sendiri, toh oranglain sudah “mencapnya”.

ada kalanya si anak merasa bersalah ketika label yang melekat padanya ternyata tak sesuai lagi. contohnya: dika semula senang main bola basket. ayahnya bangga dengan kemampuannya dan mencapnya sebagai fotokopi ayahnya. ketika minatnya beralih ke catur dan membaca, dika melakukannya secara diam-diam karena khawatir hobi barunya membuat ayahnya tidak senang.

cap yang diberikan ke anak juga bisa membuat si anak menjadi terbelenggu dengan cap itu. seorang anak yang dikenal sebagai si murah senyum bingung mengekspresikan rasa marahnya. si anak kemudian benci terhadap cap yang diberikan kepadanya. ia jadi merasa frustasi dan membenci dirinya sendiri.

untuk menghindari pemberian cap yang bisa berpengaruh buruk pada perkembangan anak, sebaiknya orangtua menegur anaknya ketika si anak melakukan sesuatu yang negatif, dan memujinya saat ia berbuat baik. pilihlah kata-kata yang memotivasi anak untuk tidak melakukan lagi kebiasaan buruknya itu.

Leave a comment